dutapublik.com, CIANJUR – Salah satu warga korban gempa di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur sangat keberatan dengan adanya keberadaan aplikator atau biasa disebut pemborong. Hal ini diungkapkan ketika warga tersebut menceritakan pada tim media dutapublik.com beberapa waktu lalu.
Selaku korban ia mengaku keberatan dengan metode pencairan bantuan untuk pembangunan rumah korban gempa di Cianjur, dimana rumah harus dibangun terlebih dahulu dengan dana pribadi atau menggunakan dana dari aplikator.
“Ini pak keluhan masyarakat tidak mampu, harus pinjem darimana untuk bangun rumah. Sementara bantuan bisa dicairkan setelah rumah terlebih dulu dibangun, ini terjadi hampir tiap desa di Kecamatan Cugenang. Kalau tidak dibangun pakai uang sendiri, rumah bisa dibangun sama Aplikator, tapi kebanyakan masyarakat tidak mau pakai aplikator,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, beberapa waktu lalu.
Warga tersebut merasa tidak puas dengan adanya aplikator karena dianggap hasil daripada pembangunan yang dikerjakan aplikator diduga tidak layak huni. “Kebanyakan warga mengeluh pak karena saya pribadi menilai hasilnya (dari aplikator) ga layak huni,” bebernya.
Di waktu yang berbeda tim media dutapublik.com mengkonfirmasi Kades Gasol Kecamatan Cugenang untuk dimintai tanggapan terkait adanya program aplikator tersebut. Kades Gasol, Ucu, mengatakan bahwa warga korban gempa dibebaskan untuk memilih apakah mau membangun rumah pakai uang pribadi atau juga boleh menggunakan jasa aplikator.
“Jadi ini solusi untuk yang tidak punya dana talang bisa meminta bantuan sama aplikator, jadi pencairannya di rembes,” ungkapnya. (Rahmat/Samsudin/Deni/Tatan)