dutapublik.com – CIREBON Para Petani padi pada umumnya akan merasa bahagia jika sudah tiba masa panen, karena hasil jerih payah selama kurang lebih tiga bulan lamanya mengolah dan merawat tanaman padinya akan terobati, dengan harapan hasil panennya akan berbuah keuntungan sesuai dengan yang sudah diperhitungkan.
Namun, berbeda dengan kondisi para Petani di Desa Bulak Kecamatan Arjawinangun dan Desa Jemaras Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Dikarenakan pada musim panen padi kali ini, harapan Petani untuk menuai keuntungan besar dari panen tersebut, ternyata tidak sesuai dengan kenyataan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, bahwa untuk harga Gabah saat ini di kedua Kecamatan tersebut hanya kisaran diangka Rp. 3.300.-/Kg, yang diterima oleh para Tengkulak. Padahal, biasanya harga Gabah mencapai Rp. 4.500.-/Kg.
Sunarto, salah seorang Petani di wilayah sekitar mengatakan, bahwa hasil panen musim sekarang tidak sebanding dengan biaya produksi yang sudah dikeluarkannya.
“Hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Karena pendapatan hasil panennya tidak sesuai yang diharapkan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kalau tahun-tahun sebelumnya, biasa per hektar bisa mencapai enam sampai tujuh ton.”
“Akan tetapi, tahun sekarang hanya bisa mencapai kisaran empat ton. Karena penyebabnya curah hujan yang tidak stabil, jadi kalau itung-itungan tidak sebanding dengan biaya pemeliharaan, dari mulai pupuk, obat-obatan dan ongkos kuli penggarap yang begitu tinggi,” ungkapnya kepada awak media dutapublik.com, pada Jumat (19/3). (suhartono)