Duta Publik

Dekan FKIP Unsur Cianjur : IPM Cianjur Ketiga Dari Bawah Di Jabar, Perlu Dorongan Kuat Dari Pemerintah Daerah

218

dutapublik.com, CIANJUR – Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Cianjur menduduki peringkat tiga dari bawah di Provinsi Jawa Barat.

IPM ini sendiri merupakan tolok ukur untuk melihat kualitas suatu kelompok masyarakat. Komponen IPM diantaranya mencakup angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran perkapita.

Dr. Munawar Rois, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Suryakancana Cianjur, sebagai seseorang yang bergelut di bidang pendidikan beliau menyatakan bahwa Cianjur adalah kota yang cukup baik dalam hal pendidikan. Namun, hal ini terkendala disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya dorongan dari orang tua untuk memotivasi anaknya dalam melanjutkan pendidikan.

“Tapi kalau secara kuantitatif ya, dulu kan terbawah sekali di Jawa Barat, sekarang sudah ranking ke-3 dari bawah. Jadi ada peningkatan sedikit, meskipun itu belum memuaskan, karena Cianjur sebetulnya adalah kota yang cukup bagus untuk pendidikan, Hanya masalahnya, yang melanjutkan studi itu memang boleh dikatakan agak tersendat-sendat,” Kata Munawar. 

Faktor penyebabnya, sambung Munawar, mungkin karena faktor dorongan orang tua yang kurang memotivasi para anak-anaknya. Sehingga akhirnya banyak anak yang drop out di tengah jalan, bahkan untuk kuliah mungkin bisa dihitung ya tidak semua kan. Kita lulusan di SLTA, SMK, SMA, Aliyah itu berapa ribu itu kan, yang diserap berapa persen, saya belum menghitung. Tapi data kasar menunjukkan bahwa Cianjur sampai sekarang penduduknya terbawah tapi alhamdulillah sudah ketiga di bawah.” ujar Munawar.

Lanjutnya, ia menyebutkan bahwa permasalahan pertama datang dari faktor ekonomi, kemudian motivasi dari orang tua kapada anaknya untuk melanjutkan studi. Kemudian, munculnya pabrik di Cianjur dapat menjadi salah satu faktor sehingga anak cenderung memilih untuk bekerja dibanding melanjutkan studi.

“Faktor utama sih ekonomi, yang kedua motivasi orang tua untuk memberikan pendorongan anak untuk studi lanjut itu kayanya kurang bersemangat. Apalagi open banyak pabrik-pabrik yang sekarang muncul di Cianjur. Nah,  pabrik itu akhirnya apa? Akhirnya merekrut lulusan mungkin SLTA ya, SMA SMK dan sebagainya. Akibatnya mungkin tidak mau kuliah karena sudah puas di sektor pabrik menengah ke bawah.” Tambahnya.

Peningkatan IPM dapat dilakukan tetapi harus ada dorongan pemerintah yang kuat untuk menghadapi dan menjalani. Selain itu, dibutuhkan kerja sama antar lapisan penduduknya juga diperlukan.

Ia pun menyampaikan saran adalah dengan menerjunkan mahasiswa, khususnya dalam hal pendidikan.

“Ya harus ada dorongan pemerintah yang kuat untuk mendobrak ini semua. Caranya adalah mungkin diajak tokoh-tokoh pendidik lah, dikatakan ya untuk bersama-sama memberikan penyuluhan kepada masyarakat, terutama untuk mereka yang di daerah selatan karena memang itu masih cukup kuat sebetulnya untuk pendidikan. Tapi karena dorongan kurang kuat ataupun informasi ga masuk ya seperti ini akibatnya.

“Saya pernah mengusulkan bahwa kami ingin terlibat, bagaimana supaya diberi pemahaman bagaimana pentingnya pendidikan, baik menengah maupun ke atas. Saya rasa kalau dilibatkan ini dari UNSUR terutama FKIP yang sebagai calon pendidik itu akan bisa mendobrak, kita akan libatkan dosen dan mahasiswa kita untuk kerja sama ayo kita bersama-sama membentuk pembangunan daerah, memberi pemahaman melalui pengabdian dosen dan para mahasiswa.” ucapnya.

Kemudian, ia juga memberikan saran dan masukan kepada pemerintah Cianjur.

“Ya itu saja, pemerintah harus menyadari bahwa ini hal tantangan yang cukup besar. Jadi pemerintah harus menyadari tantangan besar, harus dihadapi dengan penuh tanggung jawab. Karena bagaimana pun juga seorang Bupati itu bukan hanya dari segi pemerintahan tapi juga dari segi pendidikan pun harus ditingkatkan secara keseluruhan.

Jadi, harap munawar, mohon dengan sangat kepada pemerintah sekarang ini untuk sektor pendidikan harus diutamakan. Apalagi dengan dana yang disediakan oleh pemerintah daerah, mungkin agak tersendat-sendat gitu ya, dan yang kedua mungkin pengangkatan guru-guru juga di Cianjur sangat kecil sekali. Harusnya kan bagaimanapun juga, ada lah keseimbangan gitu ya.

Sekarang, dipaparkan Munawar, kalau dilihat guru-guru yang masuk di sekolah kebanyakan guru-guru honorer dan itu sudah jelas tidak sesuai dengan aturan yang ada. Harusnya kan sekian persen PNS atau P3K.

“Nah sekarang yang diangkat sangat kecil sekali dan menurut informasi yang saya dapat itu bergantung pada PEMDA masing-masing. Sehinnga satu PEMDA dengan yang lain itu beda-beda pengangkatannya. Nah, Cianjur harusnya lebih banyak pengangkatan guru-guru terutama di UNSUR FKIP.” ungkapnya. 

Munawar berharap agar masyarakat bisa meningkatkan IPM melalui kerja sama di seluruh lapisan masyarakatnya.

“Ke depan harapannya ya mudah-mudahan PEMDA bisa meningkatkan IPM dengan baik, itu harapan kita, tapi harus kerja keras dengan semua stakeholder yang ada, dengan pendidik, dengan kampus, dengan sekolah-sekolah, harus kerja sama dengan baik. Baru bisa terwujud dengan baik.” pungkasnya. (Rendis). 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!