Duta Publik

Langgar Wilayah Udara NKRI Pesawat Asing Dipaksa Mendarat Di Lanud Roesmin Nurjadin

150

dutapublik.com. PEKANBARU – Pangkalan TNI Angkatan Udara Roesmin Nurjadin menggelar latihan simulasi pemaksaan mendarat (Force Down) terhadap pelanggaran pesawat asing yang memasuki Wilayah Udara NKRI, dimana dalam latihan ini pesawat asing memasuki wilayah barat Indonesia dengan dipaksa mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin, Selasa (14/11/2023).

Pada latihan force down kali ini diskenariokan adanya pesawat asing (Lasa X) yang melanggar wilayah udara di seputar wilayah udara Sumatera, kemudian dilanjutkan laporan ke komando atas, selanjutnya komando atas memerintahkan kepada Lanud Roesmin Nurjadin yang memiliki pesawat tempur untuk melaksanakan force down di Lanud Roesmin Nurjadin.

Setelah mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin, pesawat digiring menuju Apron Hangar Lengkung dengan menggunakan follow me car dan dikawal ketat dari pasukan Batalyon Komando 462 Kopasgat dan Satuan Polisi Militer (Satpom) Lanud Roesmin Nurjadin untuk menyergap pesawat asing tersebut.

Sesuai prosedur setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, personel Satpom Lanud Roesmin Nurjadin membawa pilot untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh tim Intelijen, Satpom, dan Staf Hukum Lanud Roesmin Nurjadin, terkait dokumen dan data-data lain yang diperlukan.

Dalam pelaksanaan simulasi Force Down kali ini, Lanud Roesmin Nurjadin melibatkan pesawat Hawk 209 dari Skadron Udara 12, Pasukan Yonko 462 Kopasgat, serta staf terkait yang apabila terjadi Force Down akan terlibat.

Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Mohammad Nurdin, menyampaikan latihan Force Down kali ini dititik beratkan pada penanganan pasca pesawat dipaksa mendarat, bagaimana penanganan pilot, pesawat dan hal-hal lain yang telah ditentukan pada prosedur force down. Untuk itu Komandan berharap kepada seluruh personel yang terlibat dalam latihan ini agar melaksanakan dengan serius dan sungguh- sungguh serta penuh tanggung jawab agar dapat meningkatkan pemahaman, kemampuan personel, dalam pengendalian operasi force down.

”Latihan itu adalah sarana untuk kita menjadi terlatih, siap, lalu profesional. Setiap latihan memiliki skenario yang berbeda untuk kita siap dengan dinamika di lapangan, oleh karena itu saya berharap, apa yang telah dilatihkan dapat dijadikan pengalaman dan pedoman pelaksanaan tugas ke depan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), Sehingga latihan ini hendaknya dapat dipertahankan serta ditingkatkan lagi pada latihan berikutnya” tegasnya. (Juntak)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!