Duta Publik

Juhdiana Dianggap Melukai Sejarah Sang Penemu Makam Syekh Quro, Para Keturunan Ayah Dji’in Dan LASQN Geram

101

dutapublik.com, KARAWANG – Raden Soemaredja, atau yang akrab disapa Ayah Dji’in, MUTLAK merupakan Sang Penemu Makam Syekh Quro, yang berlokasi di Kampung Pulobata Dusun Krajan II Desa Pulokalapa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Fakta tersebut berdasarkan bukti akurat dari beberapa Manuskrip yang ada di Keturunan Ayah Dji’in. Namun, hal itu diduga telah dilukai oleh Juhdiana, warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melalui pernyataannya di salah satu media online yang telah dipublikasikan ke publik.

Dikutip dari media online lintasbatas.news, Juhdiana, mengatakan bahwa “Saya Menduga Bahwa Penemu Makam Seikh Quro Bukanlah Ayah Jiin”. Pernyataan, Juhdiana, tersebut sontak membuat kemarahan para Keturunan Ayah Dji’in dan organisasi Laskar Agung Syaikh Quro Nusantara (LASQN).

“Kita maklumi. Pak Juhdi (Juhdiana_red), salah persepsi perihal nama Ji’in. Ji’in itu Kepala Desa Pulokalapa di tahun 1902, menggantikan Kepala Desa pertama yaitu, Jaisan, yang menjabat pada tahun 1894-1902. Dji’in alias Enong (Rd Suryaredja), adalah anak Rd. Soemaredja yang ke-1. Rd. Soemaredja, lahir tahun 1825 dan wafat tahun 1916 Masehi,” ujar, Ujang Karjaya alias Sam, salah satu Keturunan dari Ayah Dji’in, kepada media dutapublik.com, pada Senin (2/12/2024).

Sementara, Entis Sutisna, yang juga merupakan salah satu Keturunan Ayah Dji’in, dan mantan Kepala Desa Pulokalapa, menegaskan bahwa Keturunan Ayah Dji’in merasa dilukai dengan pernyataan, Juhdiana.

“Memang setiap orang berhak berpendapat, itu dilindungi Undang-undang. Tapi, ketika berpendapat tentang sejarah, WAJIB adanya LITERASI dan MANUSKRIP yang valid. Dan kami, LASQN siap diskusi dengan siapapun dan dengan pihak manapun tentang sejarah. Karena, kami selalu bertidak dengan fakta hukum dengan didasari dengan Literasi dan Manuskrip yang kami pegang.”

“Apalagi berpendapat tentang sejarah di media online yang telah dipublikasikan umum. Kami, keluarga besar Rd. Soemaredja, sangat tersinggung dan merasa dirugikan. Hal ini TIDAK cukup hanya minta maaf secara pribadi, tapi WAJIB juga adanya klarifikasi kepada pihak umum, dan kami atas nama LASQN, PASTI akan melakukan somasi kepada Saudara JUHDIANA,” tegasnya.

Sosok yang sekaligus sebagai Panglima Tinggi (Pangti) organisasi LASQN tersebut, menjelaskan bahwa keberadaan LASQN untuk menjaga Marwah Keagungan Sejarah Leluhur.

“LASQN, Ngajaga Wiwaha Jati Diri Nusantara, menjaga Marwah Keagungan Sejarah Leluhur. Kami, akan terus berkomitmen menjaga pelurusan sejarah dari orang-orang pembelotnya. Siapapun dari manapun, kami tak akan gentar pasti akan melawannya!.”

“Perlu diketahui, LASQN sudah menyerang Humas Disparbud Provinsi Jabar, Alhmdulillah, akun resminya sudah dia hapus sendiri, dan sudah ada permohonan maaf pada kita. Para Habib yang sudah memalsukan ratusan Makam di Nusantara, adem-adem aja, tapi ketika setelah memalsukan Makam Syekh Quro di Masjid Agung Karawang, sampe kini kita bersama dengan Perjuangan Walisongo, kita serang Habib Yaman, Alhamdulillah, akhirnya Nusantara melek akan sejarah. Acep Jamhuri, sewaktu jadi Sekda dan DKM Mesjid Agung Karawang, pun sudah kita serang dan akhirnya gimana? Sekarang Juhdiana!,” bebernya.

Sementara, Judiana, saat dikonfirmasi oleh media dutapublik.com, malah menunggu kedatangan perwakilan Keturunan Ayah Dji’in, dan LASQN untuk bertandang ke kediamannya.

“Ya, udah sore ini kalau bisa a Nendi, dan Kuwu Entis, ditunggu di rumah saya di Perumahan Kartika, depan Terminal Klari. Nanti saya jelaskan dasar-dasarnya kenapa saya memberikan pernyataan di berita itu,” katanya, melaui sambungan telepon WhatsApp kepada media dutapublik.com, pada Senin (2/12/2024).

Juhdiana, tak selang beberapa lama memberikan pernyataan di group WhatsApp LASQN.

“Assalamualaikum Wr. Wb. Yth. Pangti/seluruh warga LSQN dan keluarga besar Ayah Dji’in, barusan saya berkomunikasi dengan Pangti, dan sebelumnya dua kali berkomunikasi dengan a Nendi. Dari Pangti, saya mendapat pencerahan yang cukup gamblang terkait siapa Ayah Dji’in, dan hal ini adalah Info terbaru yang saya dapat dari penjelasan Pangti, bahwa Ayah Dji’in sebagai Penemu, bukanlah Ayah Dji’in yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Pulokalapa. Untuk itu, melalui group LSQN ini, saya sebagai pribadi mohon maaf atas segala kekeliruan ini. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb,” ucapnya. (Nendi Wirasasmita)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!