Duta Publik

Webinar Forum PWI Jaya Series Diskusi Daya Guna Limbah Batubara

404

dutapublik.com – JAKARTA Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S. Depari, menyambut baik gelaran webinar dengan tema, Mengoptimalkan Pemanfaatan FABA untuk Pembangunan Ekonomi di Sekretariat PWI Pusat, pada Jumat (9/4), dipandu oleh Brigita Manohara.

Webinar Forum PWI Jaya Series ini diselenggarakan di tengah meningkatnya perhatian tentang daya guna dari limbah batu bara tersebut.

Khususnya setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi_red) beberapa waktu lalu menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021, tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang mengeluarkan limbah batu bara dari kategori limbah Bahan Berbahaya dan aberacun (B3).

Webinar ini dilangsungkan secara offline dan virtual, menampilkan empat pembicara. Yakni Sri Andini, Komisaris Utama PT. Bukit Pembangkit Inovative, Dr. Eng Januarti Jaya Ekaputri, S.T., M.T., Dosen ITS, peneliti pemanfaatan FABA untuk infrastruktur, Dr. Ir. Nani Hendiarti, M.Sc., Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, serta Prof Dr. Ir. H. Fachrurrozie Sjarkowi. M.Sc., Akademisi Masalah Lingkungan Hidup.

“Kegiatan ini sangat penting, mengingat FABA sekarang bukan lagi merupakan limbah tidak berguna tapi merupakan produk yang bermanfaat bagi pembangunan,” ujar Ketum PWI Pusat Atal S.Depari dalam kalimat pengantarnya.

Untuk itu PWI menyambut baik penyelenggaraan event ini dan semoga bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Dimana Webinar ini diselenggarakan atas kerjasama dari Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) dengan PWI. Di samping melibatkan komunitas terkait, webinar ini juga dihadiri oleh seluruh perwakilan PWI Provinsi di Indonesia.

Ketum PWI Atal S Depari, didampingi Ketua PWI Jaya Sayid Iskandarsyah menjelaskan, industri manufaktur berperan penting dalam implementasi konsep circular economy atau ekonomi berkelanjutan.

“Selain akan menjadi tren dunia, konsep tersebut dinilai mempunyai kontribusi besar dalam penerapan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan,” urai Atal.

Untuk diketahui, Fly Ash Bottom Ash (FABA) sebagai limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batu bara pada pembangkit tenaga listrik. FABA sebenarnya masih dapat dimanfaatkan lagi menjadi substitusi bahan baku.

Seperti substitusi sumber energi, ataupun bahan baku sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran FABA dalam bidang konstruksi dapat menggantikan peran semen, sehingga juga ramah secara lingkungan dan hemat secara ekonomi.

“FABA juga dapat diproses menjadi bata ringan (light brick) yang sangat cocok untuk konstruksi bangunan bertingkat tinggi. juga material yang kaya sekali akan mineral, dan sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pupuk perkebunan, pertanian, dan juga perladangan,” jelas atal.

Selain itu, FABA dapat dipergunakan untuk menghidupkan ekonomi di sekitar Pembangkit PLTU melalui kegiatan usaha yang bisa dilakukan oleh UMKM, BUMD, koperasi, kelompok usaha di desa setempat.

“Konsumsi batu bara di Indonesia sebesar 80 juta ton per tahun, dengan kadar abu pada kisaran 6-10 persen. Maka akan dihasilkan FABA sebanyak 4,8-8 juta ton per tahun dengan lokasi yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia,” tandasnya.

Dengan volumenya yang demikian besar, maka FABA berpotensi untuk menggantikan atau mensubstitusi peran semen untuk keperluan konstruksi di seluruh Indonesia. (Effendy V. Iskandar)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!